Beberapa waktu yang lalu, saya dan teman-teman melakukan penelitian ke Rembang. Mengenai dampak bencana alam yang barusan terjadi awal tahun 2008 ini (banjir), terhadap perekonomian daerah. Salah satu daerah yang diriset adalah Kabupaten Rembang.
Pas perjalanan pulang, saya sempat memotret angkot/angkudes di jalan Rembang-Pati (posisi setir mobil yang kami tumpangi di tangan Prof Giek - he..he..bis kuwalat nih - , jadi saya bisa bebas memotret).
Sebenarnya foto ini pernah saya post di blog saya yang lain. Tapi blog itu saya tutup, kebanyakan blog jadi tidak terawat he..he.. Makanya judulnya "Cihuy", disesuaikan dengan judul di blog itu.
Jadi, ‘cihuy’ ini adalah teriakan anak-anak SMP (atau setingkat) dan anak-anak SMA (atau sederajat) berjenis kelamin laki-laki yang sedang bergelantungan di angkot/angkudes. Kira-kira teriakannya: Cihuy!! Tentu saja itu teriakan senang. Kok malah seneng yooo...mungkin segerrrr, kena angin.
Sebenarnya ini bukanlah hal yang mengagetkan kita semua, karena mungkin kita semua sudah pernah menyaksikannya. Hanya, kok bisa ya, mereka mempertaruhkan nyawanya sedemikian rupa seperti itu. Apa tidak takut jatuh? Kalau jatuh dengan kecepatan seperti itu, minimal kan bisa patah tulang, muka lecet kena aspal, dan bahkan koit. Serem juga membayangkan akibatnya.
Tapi yang lebih menarik bagi saya dan membuat saya jadi bertanya-tanya (pertanyaan bodoh): mengapa mereka sampai melakukan hal itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar