Jumat, 28 November 2008

Lagi nih, pelatihan gratis LSKE: Pengumuman Pelatihan Seri 4 LSKE FE UNDIP

Tanggal 10 Desember 2008 LSKE akan mengadakan pelatihan seri ke-4 untuk 2008/2009: "Ekonometrika Dasar dengan Praktek EViews 6.0". Gratis! Segera waspadai pembukaan pendaftarannya, karena, seperi biasa, tempat terbatas.

Pertumbuhan Ekonomi

Apa sih perbedaan negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 3% pertahun dengan 10%? Negara dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 3%, akan memiliki perekonomian yang duakali lebih besar dari sekarang dalam 24 tahun, tapi negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi 10% akan memiliki perekonomian duakali yang sekarang dalam 7 tahun. Bayangkan betapa cepatnya perekonomian China mencapai duakali dari sekarang dibandingkan Indonesia.

Kamis, 20 November 2008

Pengumuman Pelatihan ke-3 LSKE FE UNDIP 2008/09, bekerjasama dengan HMJ IESP FE UNDIP

Hi all...
Pelatihan berikut yang dilakukan LSKE bekerjasama dengan HMJ IESP Reguler 1 FE UNDIP adalah "Analisis Input-Output". Diadakan pada tanggal 25 November 2008, di UPK Komputer FE UNDIP. Jam 13-17 WIB. Siapa saja boleh mendaftar, tapi sorry tempat terbatas. Yang ini ada biayanya nih...10rb saja. Soalnya ada snack dan sertifikat. Instruktur: Firmansyah dan Akhmad Syakir Kurnia. Asisten: Sri Anggita dan Enidarwati Sinaga. Pendaftaran bisa dengan Widiatama (085641315576) dan Putra (085640405855). Info lebih lengkap, please call them.

Jumat, 07 November 2008

Teknologi Baru untuk Efisiensi: Studi Kasus Persilangan Cicak dan Sapi

Ide ini pernah saya ceritakan di depan kawan-kawan di kuliah ekonomi industri, ketika kami mendiskusikan topik efisiensi industri. Suatu cerita fiksi ilmiah yang aneh. Ini suatu "hil yang mustahal" untuk terjadi. Sekedar hiburan karena kawan-kawan sudah mulai kelihatan kendor semangat berdiskusinya. Ada ide gila: atas nama efisiensi dan daya saing, didukung kemajuan teknologi, industri sup buntut dikembangkan sebagai salah satu keunggulan yang bersaing dari negeri ini. Agar bersaing, teknologi perbuntutan dikembangkan. Dengan asumsi bahwa tentu saja jika perbuatan ini halal, sapi dikawinkan dengan cicak. Tentu saja perkawinannya tidak dengan cara konvensional. Didahului akad nikah di KUA, apalagi nikah siri. Tidak juga dengan hubungan intim konvensional. Tapi dengan sistem penggabungan DNA, dengan teknologi biologi yang belum terbayangkan seperti dalam film Jurassic Park-nya Steven Spielberg. Nah, jika perkawinan silang ini berhasil, kan tidak perlu membunuh (baca: menyembelih) sapi hanya untuk diambil buntutnya. Tidak perlu menunggu bertahun-tahun sampai sapi cukup umur, untuk disembelih dan diambil ekornya. Cukup dipanen ekornya saja. Dipotong, tunggu beberapa lama, akan tumbuh ekor baru lagi. Kan sapi hasil perkawinan sudah seperti cicak, ekor lepas, lalu akan tumbuh lagi. Akan dihasilkan buntut sapi dengan jumlah besar dalam waktu singkat dan dengan biaya lebih murah. Efisien sekali bukan? Niscaya ekspor sup buntut, ekspor raw material buntut, bahkan industri olahan buntut menjadi sangat bersaing dan tak terkalahkan. Apalagi kalau teknologinya dipatenkan.
Tapi, bagaimanapun, efek samping maupun kegagalan hasil persilangan sapi dan cicak juga sulit diduga. Ya, kalau hasilnya adalah sapi dengan seluruh bagian tubuhnya yang juga sapi, dan memiliki kemampuan tumbuh ekor seperti cicak, persilangan berhasil. Tapi, bagaimana kalau badannya sapi ekornya ekor cicak? Iiih, menjijikkan. Coba, jika hasil persilangan menghasilkan sapi biasa, tapi bisa merayap di dinding dan bersuara berat "ck, ck, ck"? Atau hasilnya adalah cicak sebesar sapi dengan lenguhan "moooo..."? Wah, wah, wah. Bisa berabe dunia ini. Lagu anak-anak yg terkenal: "cicak-cicak di dinding" harus dimodifikasi menjadi "sapi-sapi di dinding??". Bisa-bisa di masa yang akan datang, anak cucu kita tidak lagi ketemu cicak atau sapi yang "asli". Yaah, namanya juga ide aneh bin gila.