Jumat, 07 November 2008

Teknologi Baru untuk Efisiensi: Studi Kasus Persilangan Cicak dan Sapi

Ide ini pernah saya ceritakan di depan kawan-kawan di kuliah ekonomi industri, ketika kami mendiskusikan topik efisiensi industri. Suatu cerita fiksi ilmiah yang aneh. Ini suatu "hil yang mustahal" untuk terjadi. Sekedar hiburan karena kawan-kawan sudah mulai kelihatan kendor semangat berdiskusinya. Ada ide gila: atas nama efisiensi dan daya saing, didukung kemajuan teknologi, industri sup buntut dikembangkan sebagai salah satu keunggulan yang bersaing dari negeri ini. Agar bersaing, teknologi perbuntutan dikembangkan. Dengan asumsi bahwa tentu saja jika perbuatan ini halal, sapi dikawinkan dengan cicak. Tentu saja perkawinannya tidak dengan cara konvensional. Didahului akad nikah di KUA, apalagi nikah siri. Tidak juga dengan hubungan intim konvensional. Tapi dengan sistem penggabungan DNA, dengan teknologi biologi yang belum terbayangkan seperti dalam film Jurassic Park-nya Steven Spielberg. Nah, jika perkawinan silang ini berhasil, kan tidak perlu membunuh (baca: menyembelih) sapi hanya untuk diambil buntutnya. Tidak perlu menunggu bertahun-tahun sampai sapi cukup umur, untuk disembelih dan diambil ekornya. Cukup dipanen ekornya saja. Dipotong, tunggu beberapa lama, akan tumbuh ekor baru lagi. Kan sapi hasil perkawinan sudah seperti cicak, ekor lepas, lalu akan tumbuh lagi. Akan dihasilkan buntut sapi dengan jumlah besar dalam waktu singkat dan dengan biaya lebih murah. Efisien sekali bukan? Niscaya ekspor sup buntut, ekspor raw material buntut, bahkan industri olahan buntut menjadi sangat bersaing dan tak terkalahkan. Apalagi kalau teknologinya dipatenkan.
Tapi, bagaimanapun, efek samping maupun kegagalan hasil persilangan sapi dan cicak juga sulit diduga. Ya, kalau hasilnya adalah sapi dengan seluruh bagian tubuhnya yang juga sapi, dan memiliki kemampuan tumbuh ekor seperti cicak, persilangan berhasil. Tapi, bagaimana kalau badannya sapi ekornya ekor cicak? Iiih, menjijikkan. Coba, jika hasil persilangan menghasilkan sapi biasa, tapi bisa merayap di dinding dan bersuara berat "ck, ck, ck"? Atau hasilnya adalah cicak sebesar sapi dengan lenguhan "moooo..."? Wah, wah, wah. Bisa berabe dunia ini. Lagu anak-anak yg terkenal: "cicak-cicak di dinding" harus dimodifikasi menjadi "sapi-sapi di dinding??". Bisa-bisa di masa yang akan datang, anak cucu kita tidak lagi ketemu cicak atau sapi yang "asli". Yaah, namanya juga ide aneh bin gila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar