Lagi mumet. Jadi share pikiran gila…
Ada dua makna tuh dibalik kata-kata di judul itu. Satu, blajar (belajar maksudnya..) sampai jadi gila. Bisa diartikan, blajaaaaaarrrr terus, nggak pintar-pintar, sampai stress, lupa daratan, apalagi lautan, lupa saudara, lupa sahabat, lupa mandi, sampai lupa ingatan….Dua, blajar menjadi gila. Bisa diartikan, orang waras yang kepengen jadi gila. Jadi mempelajari cara-cara menjadi gila dan ingin mencapainya. Arah saya, lebih ke yang terakhir.
Gila, nggak nganggap siapapun, apapun, walaupun, meskipun…Bila ada orang gila berbuat baik, pastinya dia sangat amat ihklas. Benar-benar tanpa udang di sebalik bakwan eh batu. Benar-benar tanpa pamrih. Kalau orang waras berprilaku seperti ini, uh, dunia bisa aman dan sejahtera.
Tapi, orang gila bisa juga berbuat jahat. Tapi pastinya, perbuatan ini dilakukan tanpa tendensi apapun. Innocent banget. Tanpa merasa berdosa. Kalau orang waras yang berprilaku seperti ini…hancur dunia.
Tapi bisa nggak perilaku jahat gila diisolir, dan disingkirkan? Alias, bisa nggak perilaku buruk dimusnahkan dari muka bumi? Sehingga tertinggal perilaku gila baik? Secara ekonomi sih, ini bisa mengakibatkan pengangguran besar-besaran.
Bayangkan, berapa jumlah polisi yang seharusnya ada dan kemudian jadi tidak ada? Berapa hakim, jaksa, pengacara, sipir penjara, yang seharusnya ada, menjadi tidak ada? Belum lagi, satpam? Guru budi pekerti? Guru pendidikan moral? Analis-analis kriminologi dan psikologi? Buaanyaaaak banget pengangguran yang seharusnya tidak ada menjadi ada, dan bisa membayangkan nggak profesi apa yang bisa menggantikan profesi yang ada karena adanya kejahatan di muka bumi ini?
Berapa menteri yang departemennya jadi hilang? Dah mulai jadi gila ni…
Diskusi: Metode 2SLS dan Sistem Persamaan Simultan
14 tahun yang lalu
sandalku juga ilang pak pas jumatan.......
BalasHapus